1 Samuel 1:2: Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.
Kemungkinan karena Hana mandul, maka sesuai budaya bangsa-bangsa di sekeliling Israel, Elkana mengambil isteri kedua yang bernama Penina. Dari isteri kedua ini Elkana berhasil mendapatkan keturunan.
Alkitab adalah Alkitab yang jujur dan mencatat apa adanya. Ini tidak berarti firman Allah setuju dengan tindakan Elkana.
Ayat ini tidak boleh dipakai untuk membenarkan tindakan seseorang untuk beristeri lebih dari satu.
1 Samuel 1:12-14:
12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
14 Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."
Karena begitu terdesak. Karena begitu menderita oleh hinaan Penina, isteri muda suaminya, Hana begitu hanyut dalam kesungguhan hati mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan di dalam doa, dia sampai lupa akan sekelililingnya dan disangka mabuk oleh Imam Eli.
Bila kita bersungguh hati dalam mencari Tuhan, akan ada saja orang yang berpikir kita terlalu fanatik. Tetapi kesungguhan Hana dalam berdoa tidak dikecewakan. Tuhan menjawab doanya. Jadilah orang yang bersungguh hati dalam mencari Tuhan.
1 Samuel 1:24: Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
HR: Hana menepati janjinya kepada Tuhan. Hana tidak berlambat-lambat dalam menepati janjinya kepada Tuhan. Begitu Samuel sudah cukup besar untuk disapih, Hana langsung menyerahkan Samuel untuk tinggal dan menjadi pelayan di rumah Tuhan. Bila anak disapih (tidak lagi menyusu kepada ibunya) pada umur antara dua sampai empat tahun, pada umur segitulah Samuel diantarkan untuk tinggal terpisah dari orangtuanya. Suatu perpisahan yang amat berat baik bagi ibu maupun bagi anak. Pastilah ada banyak air mata yang tertumpah. Kasih sejati selalu siap untuk menderita, mencucurkan air mata dan mempersembahkan apa yang paling disayang, apa yang paling diinginkan kepada Tuhan atau orang yang dicintai.
Kasih, pengabdian, dan persembahan Hana diterima, sangat dihormati dan sangat dihargai oleh Tuhan. Samuel bukan menjadi hamba Tuhan biasa. Samuel menjadi hamba Tuhan yang amat berkuasa di dalam perkataan dan tindakannya:
Tuhan meneguhkan kata-kata Samuel dengan mukjizat.
1 Samuel 3:19-21:
19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.
Tuhan memberi anak-anak yang lain kepada Hana:
1 Samuel 2:21: Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN.
Hana mempersembahkan satu anak kepada Tuhan, Tuhan memberi kepada Hana lima anak yang lain. Kita takkan pernah bisa mengalahkan Tuhan dalam kemurahan hati. Apa saja yang kita persembahkan kepada Tuhan tidak akan hilang, tapi dilipatgandakan-Nya.
Nabi Samuel dipercaya oleh Tuhan untuk mengurapi dua raja pertama Kerajaan Israel.
Di bawah pelayanan nabi Samuel, bangsa Israel bertobat dari penyembahan berhala, mengalami kebangunan rohani, meletakkan dasar-dasar rohani yang kokoh bagi Israel mencapai puncak kejayaan dan keemasan di bawah pelayanan raja Daud.
Sebagai manusia, Yesus Kristus, Juruselamat dunia ini lahir dari keturunan Raja Daud. Tetapi tidak akan ada Raja Daud, tanpa pelayanan Nabi Samuel, dan tidak ada Nabi Samuel, tanpa doa Hana, perempuan yang mandul dan penuh derita karena dimadu oleh suami, namun tetap berharap kepada Tuhan, menangis, mencurahkan isi hati kepada Tuhan, memohon dan meratap, serta menepati janji kepada Tuhan. Dunia berhutang kepada Hana, yang walau menderita, tetap percaya kepada Tuhan, tetap berharap kepada Tuhan, dan tetap bertekun di dalam doa kepada Tuhan.
"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?" (Mazmur 56:9)
1 Tesalonika 5:16-18:
16 Bersukacitalah senantiasa.
17 Tetaplah berdoa.
18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Semoga Tuhan menolong kita.